Monday, April 5, 2010

Penjelasan Kreatifitas 4P

Berfikir kreatif merupakan cara berfikir dimana individu mencoba menemukan hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berfikir kreatif ini seseorang dituntut untuk dapat memiliki lebih dari satu jawaban terhadap suatu persoalan dan untuk itu maka diperlukan imajinasi.

Pribadi Kreatif
Setiap pribadi individu diyakini memiliki kreatifitas masing-masing. Selama individu itu masih menggunakan ide dan pemikiran dalam menjalani kehidupannya maka selama itu pula ia dapat dikatakan berusaha mengeluarkan segenap kemampuan kreatifitasnya. Psikologi memandang bahwa pribadi kreatif dapat ditinjau dari perspektif humanistik dan psikoanalisa.

Humanistik
Humanistik memandang perilaku pribadi individu dari sudut pandang pengaruh perilaku atau akibat yang ditimbulkan dari perilaku tersebut. Pada contoh mahasiswa yang mengerjakan tugas dari dosen dengan cara menyalin kepunyaan temannya, humanistik memunculkan pertanyaan bagaimana perilaku menyalin pekerjaan teman dapat mempengaruhi perasaan temannya itu terhadap diri sang mahasiswa? Apakah dirinya bisa merasa puas dengan kenyataan bahwa dia belum mampu mengerjakan tugas tersebut secara mandiri? Pertanyaan semacam ini menjadi penting dari sisi perspektif Humanistik.
Humanistik memiliki perspektif yang menekankan perasaan orang tentang self. Dari sudut pandang ini, orang yang melakukan sesuatu apapun yang dilakukan entah baik atau buruk mungkin dilihat sebagai bagian dari penyelidikannya tentang kompetensi, prestasi dan harga dirinya. Idealnya atau diharapkan, pada suatu saat nanti orang tersebut akan menemukan cara meningkatkan perasaannya dengan berbuat yang terbaik untuk dirinya tanpa menghambat atau mengganggu orang lain.

Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan bagian dari perspektif yang lebih luas yang disebut psikodinamika. Psikodinamika merupakan suatu perspektif yang fokus pada peran perasaan dan impuls-impuls yang dikira tidak disadari. Salah satu kunci gagasan psikodinamika adalah bahwa ketika impuls-impuls itu tidak dapat diterima, atau ketika impuls tersebut membuat kita cemas, kita menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk mengurangi kecemasan dimana diantara mekanisme pertahanan diri adalah displacement. Misal ketika mahasiswa sudah merasa kesulitan mengerjakan tugas pada saat baru membaca persoalannya saja, mahasiswa tersebut mengalihkan pemikirannya dari mengerjakan secara mandiri menjadi menyalin kepunyaan temannya. Atau pada orang yang sedang dalam kondisi terdesak dalam suatu permasalahan dan seakan semua alternatif pemecahan masalah dirasakan menemui kebuntuan maka pikirannya “dipaksa” bekerja keras mencari ide dan pemikiran supaya alternatif pemecahan baru terhadap permasalahan dapat segera ditemukan.

Proses Kreatif
Proses kreatif merupakan gambaran nyata dalam menjelaskan bagaimana kreativitas terjadi. Proses kreatif melalui tahap atau langkah yang terjadi pada saat orang berperilaku kreatif. Sebagian besar penelitian awal berfokus pada bagaimana orang-orang yang sangat kreatif menggambarkan proses mental yang mereka alami untuk menciptakan produk-produk apa pun yang mereka ciptakan. Proses kreatif dapat dilihat dari perspektif Teori Wallace dan Teori Belahan Otak.

Teori Wallace
Dalam berfikir kreatif, proses yang terjadi melalui beberapa tahapan tertentu. Suatu ide atau pemikiran tidak bisa tiba-tiba muncul di dalam benak kita. Ide-i de muncul setelah berbagai macam simbol diolah di alam bawah sadar kita. Wallace (1926) berusaha menggambarkan proses kreatif dan berpendapat bahwa proses itu memiliki empat tahapan yaitu persiapan, memeriksa peluang dan tantangan yang ada dari segala aspek; dalam masa persiapan seorang individu memformulasikan masalahnya dan mnegumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan untuk dipilah mana peluang dan tantangan dalam upaya memecahkan masalah. Walaupun terkadang sudah berkonsentrasi lama pemecahan masalah belum muncul juga.
inkubasi, memikirkan masalah secara utuh dan komprehensif; Individu berusaha mencari segala macam cara yang dimungkinkan untuk menghasilkan kreatifitas. Bisa saja ide baru yang digunakan atau ide yang sudah terpendam dalam pengalaman individu tersebut. Pengalaman dapat menjadi kunci bagi kemunculan ide baru atau pemecahan masalah.
iluminasi, kemunculan ide dan pemikiran; ide kreatif bisa saja muncul dengan sendirinya dan individu terkadang mengalami insight.
verifikasi, pemeriksaan validitas ide dan penyempurnaannya kepada bentuk ide yang lebih tepat. Tujuannya adalah untuk menilai apakah ide pemikiran tersebut sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyesuaian.

Teori Belahan Otak Kanan dan kiri
Otak manusia adalah pusat berfikir, berperilaku serta pusat emosi yang mencerminkan seluruh dirinya (self hood); kebudayaannya; kejiwaannya; serta bahasanya dan ingatannya. Seorang filsuf Rene Descartes pernah mengatakan bahwa otak sebagai pusat kesadaran manusia dapat diibaratkan sebagai pengendara, sedangkan badan manusia sebagai kudanya. Semiawan (1994) pernah mengukur berat otak manusia dan dipatkan bahwa berat otak manusia hanyalah satu setengah kilogram saja. Perbandingan ukuran yang sangat kecil untuk fungsi dan kegunaan yang luar biasa.
Adalah Cerebral ortex otak yang dibagi menjadi dua belahan yang dihubungkan oleh segumpal serabut yang disebut corpur callosum. Kedua belahan otak itu adalah
Belahan otak kanan, yang menguasai belahan kiri badan. berfungsi untuk berfikir holistik, spasial, metaforik, dan lebih banyak menyerap untuk matematika, sintesa, mengetahui sesuatu secara intuitif dan elaborasi, serta variabel dan dimensi humanistik mistik.
Belahan otak kiri, yang menguasai belahan kanan badan. Berfungsi untuk berfikir rasional, analitis, berurutan, linear, scientific, seperti belajar membaca, bahasa, aspek berhitung dari matematika.
Respons, tugas dan fungsi belahan otak kiri dan kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar, sebagaimana seseorang mengalami realitas secara berbeda beda dan unik.
Menurut eugene raudsepp dalam bukunya how creative are you?1981, dalam kebudayaan Amerika pun belahan otak kiri ternyata lebih dominan dan dikembangkan secara berlebihan. Menurut Peter Reusseli (1979), bahwa dalam budaya barat pun orang lebih cenderung mengutamakan berfikir rasional, kemampuan ekspresi diri sendiri secara verbal, membaca dengan baik dan bagus dalam berfikir analitis. Kondisi kita tampaknya sama dengan dua kondisi tersebut, kita biasanya kurang mengembangkan kebenaran spatial, apresiasi artistik, proses kreatif dan pemikiran intuitif, yang kesemuanya itu sering diasosiasikan dengan belahan otak kanan. selanjutnya Reudsepp (1981) merinci dikotomi belahan otak berikut ini:
-Belahan Otak kiri
-Logis, analitis, kronologis, linier
-Berfikir Konvergen
-Rasional
-Proses yang disadari
-Pemaknaan harfiah
-Verbal
-Abstrak
-Kausal
-Eksplisit (diperlihatkan)
-Terkendali, konsisten
-Cara berfikir realistis
-Biasanya dominan
-Intelektual, formal
-Kesadaran memusat secara tajam
-Aktif
-Mengatur waktu dengan urutan yang teratur
-Matematis, ilmiah
-Berdasarkan petunjuk
-Berdasarkan dalil-dalil
-Objektif
-Pengetahuan umum
-Suka menilai
-Belahan Otak Kanan
-Intuitif, holistik, gestalt, tidak linier
-Berfikir divergen
-Irasional
-Proses prasadar dan bawah sadar
-Pemaknaan metaforis/analogi
-Nonverbal
-Konkrit
-Tanpa sebab (akausal)
-Tidak diperlihatkan (walau sudah mengerti)
-Dipengaruhi emosi
-Fantasi, mimpi-mimpi
-Tidak dominan (diam)
-Lebih menggunakan perasaan, menyukai eksperimen
-Kesadaran menyebar
-Resptif (bisa menerima)
-Tidak memperhitungkan waktu secara teratur
-Artistik, musikus, simbolis
-Bebas, menyukai asosiasi, toleran terhadap ambiguitas
-Imajinatif
-Subjektif
-Pengetahuan individual
-Tidak suka menilai dan mengkritik

Pendorong Kreatif
Pribadi individu setiap saat berada pada keadaan mendorong atau memberikan tekanan untuk berpikir dan mengeluarkan ide. Dorongan atau pressure untuk kreatif itu mengacu pada lingkungan dimana individu itu berada, atau lingkungan dimana produk itu dihasilkan, atau proses kreatif itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan keadaan dan segala sesuatu yang mempengaruhi keadaan dimana terjadi kreativitas. VanGundy (1985) mengidentifikasi tiga kategori yang mempengaruhi keadaan yang memunculkan kreatifitas yaitu: internal, eksternal dan hubungan interpersonal. Khusus Hubungan interpersonal dengan orang lain adalah kondisi saling mempengaruhi antara diri pribadi dengan orang lain.
Internal berkaitan dengan pribadi seseorang yang dipengaruhi keadaan eksternal. Setiap pribadi individu dikaruniai sumberdaya dan potensi yang sangat luar biasa oleh sang Pencipta. Semua entitas dalam tubuh manusia sebagai individu memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain membentuk sistem-sistem. Bahkan sistem-sistem tersebut membentuk kesatuan utuh yang membuat individu dapat hidup dan menjalankan kehidupannya.
Namun individu juga tidak dapat terlepas dari keadaan eksternal yang baik langsung maupun idak langsung mempengaruhi individu. Dalam ranah kreatifitas, individu jelas sekali dapat menggunakan potensi menggali ide dan pemikiran sebanyak-banyaknya tanpa batas ukuran tertentu. Keadaan eksternal bisa berupa apa saja baik keadaan yang menunjang kemunculan kreatifitas atau malah keadaan yang menghambat kemunculan kreatifitas.
Pada kenyataannya, tidak semua keadaan yang tidak mengenakkan merupakan faktor penghambat dalam munculnya kreatifitas. Justru terkadang dalam kondisi terdesak, individu bisa mengeluarkan segenap kemampuan pemikirannya menghasilkan ide kreatif untuk memecahkan permasalahannya.
Eksternal adalah faktor yang ada di sekeliling orang, produk atau proses. Faktor eksternal memang sangat mempengaruhi kemunculan kreatifitas. Pengaruh tersebut bisa terhadap orangnya atau individunya, misal adanya panorama alam yang dapat menginspirasi seorang pelukis untuk mengeluarkan kreatifitasnya dalam membuat lukisan. Atau pengaruh tersebut bisa saja mempengaruhi produk kreatifitas, misal saat harga kertas melonjak tajam maka para pengusaha kartu ucapan memproduksi kartu dari kertas daur ulang. Dan faktor eksternal pun turut mempengaruhi proses kreatifitas misal pembuatan suatu benda kerajinan miniatur kapal layar akan sangat berbeda proses pengerjaannya bila dipengaruhi waktu pengerjaan (antara waktu pengerjaan normal dengan waktu penyelesaian target pesanan).

Produk Kreatif
Produk kreatifitas berasal dari setiap atau semua jenis usaha manusia. Produk dapat diciptakan oleh sekelompok orang atau individu, dan dapat memiliki beragam kegunaan dan manfaat.
Produk kreatifitas, seperti dijelaskan oleh Besemer & O’Quin (1987), memiliki tiga karakteristik. yaitu: kebaruan/novelty, menggambarkan keaslian atau kebaruan produk (orisinalitas, germinality, dan transformality); resolusi, Bagaimana tujuan produk yang diciptakan itu tercapai; sintesis, bagaimana produk mengatasi bahkan melampaui tantangan yang ada.

Sumber:
Riyanti, Dwi dkk, 1996, Psikologi Umum I Seri Diktat Kuliah, Jakarta, Universitas Gunadarma.

No comments:

Post a Comment